Masih Pantaskah Rooney Untuk Dipertahankan?
31 Agustus 2016 / Oleh : Administrator
Jika diberi pertanyaan yang sama setiap tahunnya oleh beberapa teman saya, jawaban saya jelas, buang saja. Alasan pertama, saya tidak begitu ngefans dengan Wayne Rooney sejak dulu. Sudah lama saya menjadi fan United, tapi tidak pernah sekalipun saya mengidolai seorang Wayne Rooney. Entah kenapa. Meski penampilannya sangat menjanjikan di era Sir Alex dan sangat dipuja oleh jutaan fans United di dunia ini, ada satu hal yang membuat nama Rooney susah untuk saya cintai. Iya, karena dia adalah seorang Scousers dan gaya berbicaranya yang menggunakan aksen Scouse yang kental. Mungkin bagi sebagian orang saya dianggap lebay atau berlebihan dalam menanggapi hal ini karena saya bukanlah seorang Mancunian atau warga Manchester dan seharusnya tidak berlebihan untuk tidak menyukai orang Merseyside. Namun mau bagaimana lagi, saya tahu sejarahnya dan saya merupakan seorang fan United (bukan fans sejati yang #GGMU itu lo ya) jadi wajar saja jika saya tidak begitu menyukai hal hal yang berhubungan dengan Merseyside.
Namun untuk kali ini, ijinkan saya memberikan opini saya dengan berdasarkan cara bermain Rooney di lima musim terakhir. Tidak, saya tidak akan membawa perasaan pribadi saya yang tidak begitu menyukai Rooney, semuanya murni dari data dan statistik yang saya baca. Jadi saya menilainya berdasarkan data yang saya lihat dan performa Rooney yang sudah berubah di setengah dekade ini.
Di mana seharusnya Rooney bermain? Jika dilihat dalam tiga musim terakhir ini sangat sulit untuk menjawabnya dan saya tidak benar-benar tahu di mana posisi yang tepat baginya untuk bermain. Yang jelas, di era Moyes dan Van Gaal, Rooney bermain di dua posisi berbeda, di mana ia diplot sebagai pemain nomor 10, baik sebagai pengatur serangan maupun penyerang lubang. Hal ini dinilai cocok untuknya karena secara naluri Rooney merupakan pemain kreatif yang sering mencari celah untuk meyalurkan bola ke depan serta mempunyai kemampuan untuk terus berlari selama 90 menit. Selain itu Rooney juga rajin membantu pertahanan. Namun perlu diingat, di musim 2009/2010 Rooney menjalani musim terbaiknya dengan mencetak 34 gol di semua kompetisi. Di musim itu ia lebih banyak menciptakan gol lewat sundulan dan saat itu ia diplot oleh Sir Alex sebagai Poacher dengan Berbatov sebagai partnernya.
Lalu apakah sekarang ia cocok jika dijadikan Poacher lagi? Sepertinya tidak. Mengingat umurnya yang sudah 30 tahun tentunya hal itu agak mustahil. Sepertinya Jose mempunyai alternatif lain untuk mengakalinya dalam hal ini. Ya dengan menempatkan Rooney sedikit ke dalam sebagai Deep Lying Playmaker, dengan ditopang kemampuan Fellaini yang sudah direvitalisasi ditambah hadirnya Pogba untuk menggedor daya lini serang. Meski performanya dinilai masih kurang impresif, kenyataannya Rooney berhasil memberikan empat operan kunci saat melawan Bournemouth dan satu umpan silang yang sukses dimaksimalkan Ibra menjadi gol saat melawan Southampton. Ketika melawan Hull City pun meski Rooney bermain jauh di bawah standart yang di inginkan kebanyakan fans United, toh nyatanya di akhir pertandingan ia bisa memberikan umpan yang akurat kepada Rashford yang sukses dikonversi menjadi gol. Tidak terlalu buruk tentunya meski masih tiga laga dan Rooney masih membutuhkan sedikit adaptasi lagi kedepanya.
Namun yang jadi dilema adalah, haruskah mengorbankan Mata atau Mkhitaryan demi memainkan Rooney? Untuk urusan ini sepertinya saya tidak berhak mengomentari Jose karena saya bukanlah seorang pelatih sepak bola yang mengerti akan hal itu. Dalam peran pemain no. 10 Mikhi adalah yang terbaik saat ini yang dimiliki oleh United, jika ditilik berdasarkan statistik, akurasi umpan dan jumlah assist serta gol yang disumbangkannya untuk Dortmund musim lalu. Sangat disayangkan jika pemain ini akan bernasib sama seperti Shinji Kagawa, semoga saja tidak. Amin.
Alasan utama United tidak bisa mendepak Rooney begitu saja bisa jadi karena ia seorang Kapten tim. Sempat terjadi pro dan kontra saat United (atau Louis van Gaal?) memutuskan untuk memilihnya sebagai kapten. Alasannya, Rooney adalah seorang Scousers dan selama ini tidak pernah ada satu pun kapten dari United yang berasal dari Merseyside. Meski diprotes habis-habisan oleh suporter bahkan oleh legenda sekaliber Scholes dan Keane pun, Van Gaal tidak goyah memilihnya sebagai kapten. Lalu, apa alasan Jose Mourinho tetap mempertahankan Rooney sebagai kapten? Yang jelas ia merupakan pemain yang paling senior saat ini (selain Carrick dan Valencia tentunya). Dialah yang paling mengerti seluk beluk United saat ini. Meski ia bukan orang asli Manchester dan bukan produk dari akademi, namun Rooney sudah merasakan berbagai suka dan duka berada di Manchester mulai dari dipecundangi Chelsea di era Mou jilid pertama, menjuarai UCL dan kalah di final dari Barcelona, hingga merasakan juara EPL tiga kali beruntun. Rooney sudah merasakan semuanya sejak ditransfer pertama kalinya di tahun 2004.
Rooney juga bisa diharapkan menjadi jembatan antar pemain muda dan senior saat ini. Ialah yang dinilai sangat pantas untuk melakukan hal tersebut karena Rooney merupakan pemain paling senior yang berada di United sekarang. Rooney dianggap mempunyai kapabilitas tersebut, kemampuan yang diakui Rio Ferdinand dan Gary Neville. Selain itu ia adalah orang Inggris asli. Iya, merupakan sebuah keuntungan tersendiri bagi tim tim EPL jika kapten timnya merupakan orang Britania Raya. Akan terasa kian ironis jika orang Spanyol bahkan Jerman yang menjadi kapten. Jadi jika ada yang bertanya mengapa Jose berani mendepak Bastian Schweinsteiger namun hal serupa tidak berlaku untuk Rooney yang performanya biasa-biasa saja, beberapa faktor kemungkinannya sudah saya jabarkan di atas.
Jadi pantaskah Rooney untuk dipertahankan? Berat mengatakannya, namun rasanya ia masih belum benar-benar habis. Ditambah saat ini dengan polesan Jose Mourinho saya yakin Rooney masih bisa bermain hingga dua atau tiga tahun ke depan, dengan catatan jika ia masih terus ingin bermain di EPL. Fellaini dan Valencia yang dianggap musim lalu kurang memberikan kontribusi bisa tampil berbeda di tangan Jose, seharusnya hal tersebut juga bisa berlaku untuk Rooney.
Ditulis oleh : Gumilar Suryo