RESOLUSI ATAU FILOSOFI?
31 Desember 2015 / Oleh : Januar Eka
Manchester United menutup tahun 2015 dengan hasil yang tak kunjung baik. Setelah dikalahkan oleh Stoke City pada boxing day, kini setan merah kembali dijauhi oleh dewi fortuna setelah hanya bisa bermain imbang melawan Chelsea di Old Trafford. Tentu ini adalah deretan hasil negatif yang diraih selama bulan Desember ini, tanpa sekalipun kemenangan.
Bermain sebanyak 6x, setan merah meraih hasil 2x imbang dan 4x kalah, dan tersingkir di ajang UCL musim ini. Hasil yang tak menyenangkan memang untuk pendukung setan merah yang mulai cemas akan hasil yang didapat oleh klub kesayangannya. Bagaimana tidak, Manchester United hanya berhasil meraih kemenangan sebanyak 3x dari 15 pertandingan terakhir yang mereka jalani dan hanya mampu 11x mencetak gol. Sungguh ironi memang untuk klub seperti Manchester United dengan pemain yang mentereng dan berbagai gelar yang telah diraih.
Tak salah jika beberapa pengamat atau fans melencengkan sebutan “Theatre of Dreams” sebagai panggung yang menghipnotis mereka untuk tidur dan bermimpi melihat permainan tim asuhan Louis van Gaal yang berputar putar ditengah. Bahkan akhir-akhir ini kita dapat mendengar chants attack attack attack menggema di beberapa pertandingan terakhir.
Entah memang seperti itu filosofi yang diterapkan kepada pemain atau karena pemain tak mengerti filosofi yang dianut oleh sang manager. Memang sebagai fans kita hanya bisa terus mendukung apapun hasil yang diraih oleh tim kesayangan kita, meskipun kita jengkel atau tak jarang mengumpat saat melihat para pemain yang sedang berlaga dan ditambah manager yang tak pernah terlihat dipinggir lapangan seperti seorang manager pada umumnya. Tak jarang keberadaan manager di pinggir lapangan dapat menambah moral atau mental pemain yang tengah bertanding ketika pemain terlihat lelah atau bahkan serangan yang dilakukan menemui jalan buntu. Jika saja van Gaal sering berada di pinggir lapangan mungkin kemarahan fans sedikit berkurang daripada sekarang meskipun hasil akhir tak sesuai harapan. Jika permainan tak kunjung berubah bukan tidak mungkin Manchester United kembali absen di kompetisi eropa musim depan.
Tahun 2016 segera dimulai dan banyak dari fans mengharapkan Manchester United segera menemukan kembali jatidiri yang telah hilang. Apalagi jika melihat jadwal di awal tahun akan menghadapi Swansea, Southampton, dan musuh bebuyutan Liverpool. Jelas tak mudah mengingat Swansea selalu menyulitkan Manchester United di beberapa pertandingan terakhir begitu juga Southampton dan ditambah Liverpool yang telah mendatangkan Jurgen Kloop. Jelas sebuah langkah awal yang berat untuk mengarungi sisa kompetisi musim ini jika permainan tim ini tak kunjung berubah. Jadi pilih mana RESOLUSI atau FILOSOFI van Gaal? (Januar eka)