SURAT TERBUKA UNTUK FUSSBALLGOT, BASTIAN SCHWEINSTEIGER
25 Agustus 2016 / Oleh : Administrator
Teruntuk, Bastian Schweinsteiger.
Halo Bastian, apa kabar? Masih sehat bukan?
Sebagai penggemar beratmu yang berada jauh di sini ijinkan saya untuk menulis surat ini. Meskipun saya tidak berharap balasan darimu, namun bacalah beberapa baris saja, itu sudah cukup bagi saya.
Dear Bastian, saya sangat mengagumi sosokmu dari awal kariermu di timnas maupun di klub. Apalagi saya dulu merupakan fans timnas Jerman yang tahu betul sepak terjangmu di timnas. Dimulai dari debut yang mengesankan di tahun 2004, gagal mengangkat piala dunia di tanah sendiri di tahun 2006 dan di Afrika Selatan di tahun 2010, dipecundangi oleh seorang bocah bernama Balotelli di tahun 2012 hingga yang terakhir yaitu di dua tahun lalu di Brasil, saat kau begitu heroik hingga berlumuran darah namun keluar sebagai juara. Untuk pencapaian terakhir, namamu kemudian sangat dipuja oleh publik Jerman, terlebih kau adalah kapten tim kala itu. Perjuanganmu benar-benar membuat seluruh dunia kagum dengan keberhasilan membawa pulang Piala Dunia ke negerimu.
Untuk karier di klub, sepertinya sudah tidak perlu saya jabarkan lagi. Koleksi 24 gelar termasuk gelar Liga Champions dan 8 gelar Bundesliga sudah membuktikan betapa banyaknya prestasi yang sudah kau torehkan di klub. Kariermu begitu fenomenal di bawah asuhan pelatih Louis Van Gaal dan Jupp Heynckes kala itu. Namun, semua berubah ketika Pep Guardiola datang dan mulai jarang memilihmu sebagai pemain inti. Saya yakin, saat itu pasti kau gusar karena kurangnya waktu bermain yang diberikan Pep dan kemudian kau dengan senang hati menerima tawaran dari mantan pelatih kesayanganmu, Louis Van Gaal, untuk bermain di Manchester United.
Namun, bukankah sebelumnya kau sudah diperingatkan oleh kedua sahabatmu, Thomas Mueller dan Philip Lahm? Mereka memintamu untuk berpikir dua kali sebelum kau pindah ke kota Manchester. Saya yakin mereka sangat mengenalmu dan sahabat pasti selalu memberikan saran yang terbaik bukan? Meski itu tidak berlaku di negara saya ini, kebanyakan sahabat justru malah menusuk dari belakang.
Selama kau berkarir di Manchester United, jujur saja kau lebih banyak mengucapkan ucapan selamat ulang tahun kepada seluruh pemain di tim utama daripada menjadi bermain di atas lapangan. Kau hanya bermain sebanyak 18 kali di musim 2015/2016, 13 kali sebagai starting dan lima kali sebagai pemain pengganti. Sisanya, kariermu lebih banyak dihabiskan di bangku cadangan dan berkutat dengan cidera yang tak berkesudahan.
Dear Bastian, jujur saya sangat tersentuh dengan surat terbuka yang kau tulis ketika menyatakan pensiun dari timnas Jerman. Bagaimana tidak, dalam surat tersebut kau berkata bahwa akan fokus untuk berkarier di klub yang kau bela saat ini. Namun kenyataan yang kau harapkan sepertinya tidak berjalan semulus itu. Pasca kepulanganmu dari bulan madu dengan Ana Ivanovic, dengan terang terangan klub menyuruhmu untuk segera mengemasi barang-barang di tim utama untuk dipindahkan ke tim cadangan. Saya tahu hal ini merupakan sebuah tindakan yang tidak pantas dikakukan klub kepada pemain juara dunia seperti dirimu. Bahkan kakakmu, Tobias Schweinsteiger dengan terang-terangan meluapkan emosinya dalam kicauannya di twitter dengan menyebut apa yang dilakukan klub benar -benar tidak menghormatimu sebagai seorang pemain. Apalagi bosmu saat ini dengan terbuka menyatakan kepada media bahwa namamu sudah bukan termasuk dalam daftar pemain yang akan ia gunakan dalam menghadapi ketatnya Premier League 2016/2017.
Namun, menurut saya hal itu wajar dilakukan oleh sebuah klub kepada pemain yang memang tidak termasuk dalam rencana seorang manajer. Bagaimanapun sebagai seorang pemain sepak bola profesional hendaknya kau memang harus menerima keadaan tersebut dengan lapang dada. Dengan gaji 140 ribu pound per pekan, dan waktu bermain yang kurang, wajar jika klub ingin segera mendepakmu untuk mengurangi beban gaji dan menghindari jeratan financial fair play. Ditambah kedatangan duo bintang baru United saat ini, Zlatan Ibrahimovic dan Paul Pogba, yang menerima gaji lebih besar dari yang kau terima saat ini.
Karena itu, dari lubuk hati saya yang terdalam sebagai seorang penggemar sepertinya sudah saatnya bagimu untuk menulis kembali surat terbuka kepada seluruh fans United untuk mengucapkan perpisahan dan segera mencari pelabuhan lain sebagai pelipur lara di usiamu yang sudah mulai senja ini. Meskipun klub lama mu (Bayern) sudah enggan untuk memulangkanmu kembali, mengingat komposisi pemain tengah mereka yang di atas rata rata, saya yakin masih banyak klub yang berminat untuk menjadi pelabuhan terakhirmu. Bahkan kabarnya duo Milan siap memperebutkan dirimu untuk dijadikan bintang baru mereka. Jika kabar itu benar, saya berharap kau bersedia menerima tawaran ini karena kesempatan tidak datang dua kali.
Dear Bastian, saya tahu kecintaanmu terhadap United sangatlah besar. Anda bahkan rela menjadi penonton di tribun non VIP untuk sekedar memberikan dukungan kepada teman- temanmu yang sedang berlaga melawan Southampton minggu lalu. Sungguh sangat menyesakkan rasanya melihat seorang mantan juara dunia seperti dirimu diperlakukan seperti itu. Rasanya sangat tidak pantas. Meski berat rasanya untuk berpisah, namun saya berharap kamu berlapang dada untuk segera memutuskan kontrak secara sepihak saja apabila belum ada klub yang mau merekrutmu hingga jeda penutupan transfer. Ingat, sisa kontrakmu di United masih dua tahun lagi dan itu bukanlah waktu yang sebentar mengingat usiamu yang sudah tidak muda lagi. Klub juga akan berpikir dua kali jika ingin memutus kontrakmu dengan membayar kompensasi sebesar 7 juta pounds, sebuah nominal yang cukup besar tentunya.
Jika diibaratkan seperti saya yang hanya seorang karyawan kantor biasa ini, diperlakukan seperti itu oleh atasan atau kantor membuat saya tidak akan berpikir dua kali untuk segera menulis surat pengunduran diri secepatnya. Karena saya masih memiliki harga diri dan tidak sudi diperlakukan seperti itu, peduli setan dengan semuanya. Karena yang saya tahu masih banyak perusahaan-perusahaan lain di luar sana yang masih mau menerima saya, meskipun saya tahu mencari pekerjaan di negara saya sekarang ini sulit.
Andai saja waktu itu kau dengan senang hati menolak tawaran Van Gaal, andai saja waktu itu kau mendengarkan saran yang diberikan sahabat-sahabatmu di Bayern, andai saja waktu itu Tobias benar -benar melarang anda untuk pergi ke tanah Inggris, andai saja…ah terlalu banyak rasanya. Mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi rasanya tak ada yang perlu disesali karena itu semua merupakan pilihanmu sendiri sejak awal. Sepertinya rencanamu untuk mengajak Rooney, Young, dan Carrick untuk menikmati October fest di kampung halamanmu akan gagal lagi tahun ini.
Demikian surat ini saya tulis dan saya berharap kau akan benar-benar memikirkan tentang masa depanmu.
Semoga kau membacanya.
Best regards,
Gumilar Suryo